Jumat, 07 Agustus 2009

YES and NO

Adalah sebuah kenyataan bahwa setiap manusia memiliki sifat keinginan dan kemauan sehingga menyukai segala sesuatu yang menyenangkan hatinya. Harta kekayaan, kedudukan dan jabatan, serta wanita adalah merupakan sesuatu yang sangat diimpi-impikan dan didamba-dambakan oleh setiap orang. Namun, di antara segala sesuatu yang disenangi itu, terdapat sebuah kata yang lebih disukai dan sangat disenangi melebihi dari yang lainnya. Di samping itu terdapat pula sebuah kata yang tidak disukai bahkan sangat dibenci oleh setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang-orang tua, orang miskin maupun orang kaya, perangat desa maupun pejabat tinggi negara. Adapun kata-kata yang paling disenangi dan disukai oleh setiap orang ialah "Yes ...", sedangkan kata-kata yang sangat dibenci atau tidak disukai ialah "No ..."
Apabila kita tidak hati-hati dan waspada terhadap kata-kata tersebut, maka tidaklah mustahil bila di suatu saat nanti kita akan menjadi korban akibat perkataan Yes and No, sehingga terjerumus ke jurang kenistaan dan penyesalan, kesengsaraan dan penderitaan, lahir dan bathin. Oleh karena itu hati-hatilah ... dan waspadalah .....! Janganlah terlalu bangga bila mendapatkan jawaban "Yes", dan janganlah berkecil hati jika menerima jawaban "No". Hadapilah keduanya secara biasa-biasa saja, santai saja, supaya tidak menyesal di kemudian hari.
Sebagai mitsal : Seorang pemuda yang jatuh cinta terhadap seorang gadis, dan pemuda tadi mengungkapkan isi hatinya bahwa ia cinta padanya. Jika sang gadis yang di taksirnya itu menjawab "Yes ..", maka sudah barang tentu pemuda tadi akan merasa senang dan bahagia, riang gembira tiada tara, karena cintanya telah diterima oleh seorang gadis yang sangat dicintai dan disayanginya, dan dia pun merasa bahwa dunia ini seakan-akan hanya milik mereka berdua. Akan tetapi, bila sang gadis tadi menjawab "No ...", maka dia akan merasa kecewa dan berputus asa, karena cintanya ditolak mentah-mentah oleh sang gadis yang sangat dicintainya, sehingga dunia yang luas ini akan terasa sempit bagi dirinya, bagaikan selembar daun kelor. Bila hal ini terjadi terus menerus, berulang sampai seratus kali misalnya, tentulah sang pemuda menjadi kapok pok golipok, dan mungkin untuk selamanya tidak akan pernah menyatakan cinta lagi kepada gadis manapun jua. Kalau hanya sekedar merasa kecewa atau hanya sebatas putus asa dan kapok pok golipok, maka hal yang demikian itu adalah lebih baik bagi dirinya. Akan tetapi, bagaimana kalau pemuda tadi sampai bunuh diri ....? Tentu tamatlah sudah riwayat hidupnya. Sungguh mengerikan ....! Itulah dampak positif dan negative dari sebuah kata "Yes and No".
Mitsal yang kedua : Seorang suami yang ingin melakukan hubungan intim dengan isterinya yang tersayang. Bila sang isteri menjawab “Yes …, siap siaga …”, maka sang suami pun akan merasa bahagia dan menganggap isterinya sebagai isteri yang baik dan setia. Tetapi jika sang isteri menjawab : “No …”, maka sang suami akan merasa kecewa dan hatinya pun merana, sepanjang malam pikirannya tidak tenang karena keinginannya tidak tersalurkan. Bahkan tidaklah mustahil bila sang suami akan menggap bahwa isterinya tidak setia dan bukanlah isteri yang baik. Bila hal ini terjadi terus menerus, sang suami pun akan sering keluar malam, mencari gadis jalanan yang sekiranya dapat memuaskan hawa nafsunya, tanpa mempertimbangkan halal dan haramnya. Hal yang demikian itu adalah lebih baik bagi keduanya, karena keutuhan rumah tangga akan tetap terjaga. Tetapi, kalau sampai bogem mentah menabrak wajah sang isteri … apalah jadinya? Tentulah keutuhan rumah tangga akan menjadi berantakan, dan anak-anaknya pun akan menjadi korban akibat dari sebuah perkataan yang tidak disukainya, yaitu kata-kata “No …”.
Mitsal yang ketiga: Seorang isteri ketika minta uang belanja kepada suaminya untuk membeli kebutuhan rumah tangga, bumbu dapur misalnya, atau untuk membeli bedak, gincu, pakaian dan perhiasan lainnya. Jika sang suami menjawab “Yes …”, dalam arti memenuhi segala permintaan isterinya, maka sang isteri pun akan tersenyum manis dan merasa bahagia serta akan menganggap suaminya sebagai suami yang terbaik sedunia. Akan tetapi jika sang suami menjawab “No …”, dalam arti tidak memenuhi permintaan isterinya, tentulah sang isteri akan merengut betatut, susah dan gelisah. Jika tersenyum, senyumannya pun terlihat kecut, dan menganggap suaminya sebagai suami yang tidak cinta dan tidak sayang pada dirinya. Bila hal ini terjadi terus menerus, tentulah kehidupan rumah tangga akan terasa gersang dan panas seperti di dalam api neraka. Bahkan tidaklah mustahil bila di kemudian hari sang isteri akan mengajukan gugatan cerai ke Kantor Pengadilan Agama karena menganggap suaminya sebagai suami yang tidak setia dan tidak bertanggung jawab. Kalau hanya menggugat atau minta cerai, maka tindakan yang demikian itu adalah merupakan tindakan yang terbaik karena sangat berguna bagi keduannya. Akan tetapi … kalau sang isteri sudah sampai menjual barangnya yang satu itu tuh …, demi memperoleh uang receh misalnya, yang berarti terjerumus ke dunia hitam, maka tentulah sangat berbahaya bagi kehidupan bahtera rumah tangganya dan terutama mengenai nasab keturunan anak-anaknya, karena anak yang berada di dalam kandungannya itu berasal dari dua orang lelaki yang berbeda, yaitu suaminya sendiri dan dari lelaki lain yang pernah membeli barang miliknya, di mana semuanya itu terjadi bermula dari sebuah perkataan yang tidak disukainya, yaitu kata-kata “No ..”

Tidak ada komentar: